Torehkan Sejarah, El Savador Negara Pertama Sahkan Bitcoin sebagai Alat Pembayaran

Torehkan Sejarah, El Savador Negara Pertama Sahkan Bitcoin sebagai Alat Pembayaran.

BorneoTribun - Mulai hari ini, Selasa (7 September 2021), El Savador di Amerika Tengah menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. 

Tadi malam, tiga menit menjelang pergantian hari, Presiden El Savador, Nayid Bukele men-tweet bahwa negaranya akan “membuat sejarah” dengan langkah tersebut, setelah sebelumnya mengkonfirmasi bahwa mereka telah membeli 400 Bitcoin, setara sekitar US$20,9 juta dengan harga hari ini. 

Dia juga menyebut hari bersejarah itu sebagai Hari Bitcoin. Para pendukung kebijakan itu berpendapat, langkah itu akan memudahkan para migran mengirim uang ke keluarganya di El Savador dengan biaya lebih murah. 

Bank Dunia mencatat, seperti dikutip The Verge, pengiriman uang dari luar negeri mencapai lebih dari 24 persen dari produk domestik bruto negara itu. Ada juga harapan langkah itu dapat meningkatkan akses warga ke layanan keuangan. 

CEO Strike, perusahaan keuangan digital yang membantu logistik undang-undang baru, mengatakan kepada CNN bahwa lebih dari 70 persen "populasi aktif" negara itu saat ini tidak memiliki rekening bank. 

Tetapi ada kekhawatiran bahwa langkah itu dapat membahayakan orang Salvador dan mengancam stabilitas ekonomi. Itu lantaran di masa lalu Bitcoin sering naik-turun dengan tajam. Bitcoin mencapai rekor tertinggi dalam sejarah lebih dari US$60.000 pada bulan April, sebelum kehilangan hampir setengah nilainya dalam dua bulan setelahnya.

Pemberlakuan undang-undang baru itu telah berkontribusi pada keputusan lembaga pemeringkat Moody's untuk menurunkan peringkat utang El Salvador, menurut The Financial Times, dan IMF juga telah memperingatkan tentang potensi dampaknya yang tidak stabil. 

Setelah undang-undang ini mulai berlaku, warga akan dapat membayar pajak dalam Bitcoin, dan toko akan dapat menampilkan harga dalam mata uang digital. Uang yang ditukarkan ke dalam mata uang juga tidak akan dikenakan pajak capital gain. 

CNBC mencatat bahwa langkah tersebut menjadikan El Salvador sebagai negara pertama yang secara resmi memiliki Bitcoin di neraca dan menahannya sebagai bagian dari cadangannya. 

El Salvador telah bersiap untuk mendukung cryptocurrency selama berbulan-bulan, setelah meloloskan undang-undang pada bulan Juni. Bulan lalu, mereka mulai memasang 200 ATM di seluruh negeri untuk memungkinkan warga negara untuk mengkonversi antara dua mata uang resmi negara itu. 

Mereka juga meluncurkan dompet digitalnya sendiri yang disebut “Chivo,” yang memberikan pengguna Bitcoin gratis senilai $30 untuk mendorong penggunaannya. 

Terlepas dari semua inisiatif, bukti menunjukkan bahwa hanya sedikit bisnis yang siap untuk perubahan. 

Financial Times mensurvei lebih dari 20 perusahaan di ibu kota negara itu dan menemukan hanya tiga diantaranya yang mengatakan mereka memiliki rencana segera untuk menerima mata uang tersebut. 

Yang lain belum memulai persiapan mereka, atau secara aktif menolak bertransaksi di Bitcoin. 

Sebuah survei yang dilakukan oleh Central American University menemukan bahwa 70 persen orang Salvador tidak setuju dengan keputusan untuk mengadopsi cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah, CNBC melaporkan.[]
Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini